Menjadi hal yang sering di dalam benak pikiran bahwa, mengapa di saat lulus kuliah mengapa tidak kembali ke desa, tetapi justru malah pergi ke luar kota.
Anggapannya bahwa kota merupakan tempat terbaik bagi mereka para intelektual muda. Di sana banyak pekerjaan yang menunggu bagi para sarjana muda. Namun itu hanyalah sebuah kebohongan, karena tetap saja akan ada persaingan yang ketat serta jumlah lapangan kerja yang tidak memadai.
Mengapa para sarjana muda mengharapkan sebuah pekerjaan di luar kota, lelah mencari pekerjaan ke sana kemari akhirnya tak dapat juga. Jika dapat pekerjaan pun rasanya pekerjaan itu pasti tidak manusiawi, dimana harus bekerja diluar batas kewajaran apalagi dengan upah yang minim.
Para pencari kerja yang malang, haruskan ijazahnya di sia-siakan, dunia ini memang begitu kejam bagi mereka yang tak punya uang dan orang dalam. Pada akhirnya persaingan yang begitu ketat harus menyingkirkan mereka yang tak punya apa-apa.
Memang tidak ada sebuah kesuksesan tanpa adanya perjuangan. Perjuangan dari titik nol menuju titik puncak, namun bukan berarti harus merendahkan diri didepan mata para korporat. Ijazah rasanya terlalu berharga jika diinjak-injak oleh mereka.
Kita harus berpikir ulang mengenai apa itu kuliah, apakah kuliah itu sama dengan kuli yang sehabis kerja lalu mengerjakan apapun yang diinginkan oleh perusahaan. Lalu, apa yang kita pelajari untuk apa dikerjakan jika tidak ada hasil yang didapat.
Banyak yang meras kecewa ketika lulus kuliah karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Ini sebenarnya persepsi yang salah sebenarnya, yang namany kuliah untuk mengembangan ilmu bukan jadi kuli. Kalau meu bekerja lebih baik langsung melamar ke perusahaan. Perusahaan tidak peduli seberapa besar nilai kamu dan dari mana kampusmu. Yang terpenting bisa kuat bekerja dan kuat mental.
Menjadi seorang sarjana tentunya bukanlah menjadi seorang pekerja, apalagi menjadi seorang kuli. Seorang sarjana setidaknya bisa mengembangkan keilmuannya selepas kuliah menjadi seorang akademisi, atau menjadi seorang praktisi yang turun ke lapang. lalu memberikan sebuah kontribusi dan perubahan bagi masyarakat setempat.
Dunia ini tidak seindah apa yang dibayangkan di sekolah maupun kuliah, yang seenaknya membicarakan tentang prospek kerja, gaji dan masa depan. Mahasiswa adalah agen perubahan bukan agen perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar